Sabtu, 15 Oktober 2011

Teknologi Pengolahan Minyak Nilam

Teknologi Pengolahan Minyak Nilam
tatang hidayatOleh:
Ir. Tatang Hidayat, MSi
Minyak nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh dari daun nilam (Pogostemon cablin Benth) dengan cara penyulingan. Sentra produksi nilam di Indonesia yaitu propinsi Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Saat ini, pertanaman nilam telah menyebar ke propinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. Sebagai komoditas ekspor, minyak nilam mempunyai prospek yang baik karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri parfum, kosmetik, sabun, dan lain-lain. Penggunaan minyak nilam dalam industri tersebut karena daya fiksasinya yang tinggi terhadap bahan pewangi lain, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi sehingga bau wangi tidak cepat hilang atau lebih tahan lama. Minyak nilam terdiri dari komponen bertitik didih tinggi seperti patchouli alkohol, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol yang berfungsi sebagai zat pengikat dan belum dapat digantikan oleh zat sintetik.
Pangsa pasar minyak nilam Indonesia diperkirakan mencapai 80% dari ekspor minyak nilam dunia. Pesaing utamanya yaitu minyak nilam asal RRC dan Brazil. Walaupun secara kuantitas minyak nilam Indonesia lebih unggul, namun dari segi mutu masih kalah bersaing dan harga yang diberikan untuk minyak nilam Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan RRC. Singapura dikenal sebagai penyalur minyak nilam dunia, tetapi sebagian besar minyaknya berasal dari Indonesia yang kemudian diolahnya kembali untuk memenuhi standar mutu yang dikehendaki konsumen karena minyak nilam Indonesia cenderung rendah.
Kurang baiknya mutu minyak nilam Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : 1) bahan olah yang tidak memenuhi syarat, 2) peralatan penyulingan yang kebanyakan tidak sesuai atau kurang memenuhi syarat, 3) lokasi penyulingan yang tidak cocok sehingga kekurangan air atau air yang ada tidak bersih, 4) pengemasan dan kondisi tempat penyimpanan yang juga tidak memenuhi syarat.
Mutu minyak nilam umumnya ditentukan oleh beberapa faktor, baik menyangkut pra panen maupun pasca panen. Faktor pra panen yang menyangkut bahan tanaman, teknik budidaya, cara dan waktu panen maupun faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan mutu bahan olah, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap mutu hasil olahannya. Sedangkan faktor pasca panen yang mencakup penanganan bahan olah, cara pengolahan termasuk alatnya, pengemasan, dan penyimpanan sangat berpengaruh pula terhadap mutu produk akhir. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu minyak nilam Indonesia maka faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik.
Minyak Nilam

Khasiat dan Keguaan Minyak Nilam

 

Khasiat dan Kegunaan Nilam

Posted by: admin In: Nilam
Number of View: 1329
Dari segi perubatan tradisional, air rebusan daun nilam dilaporkan digunakan untuk mengubati sakit tekak, asma, batuk dan demam.Daun nilam yang beraroma boleh menghasilkan minyak pati yang dikenali sebagai `patchouli oil’ di pasaran antarabangsa. Antara bahan kimia yang terdapat dalam ‘patchouli oil’ termasuklah benzaldehyde, cardinene, cinnamic aldehyde, eugenol dan ‘patchouli alcohol’. Minyak nilam banyak digunakan dalam industri wangian dan cirinya yang boleh mengikat (fixative) minyak pati yang lain menjadikanya sangat penting dalam pembuatan minyak wangi. Minyak nilam juga digunakan dalam membuat produk seperti sabun, bahan pencuci, syampudan ubat antiserangga. Pada konsitrasi yang rendah, minyak nilam juga digunakan sebagai bahan perisa dalam produk minuman dan makanan.

Manfaat minyak nilam


MANFAAT MINYAK NILAM :
•PENGIKAT AROMA PARFUM
•KOSMETIK

KHASIAT
(1). Sebagai Obat
Selasih berfungsi untuk menambah nafsu makan, membantu pencernaan, menyehatkan jantung, mengobati batuk, menurunkan panas, menghilangkan sesak napas, mengobati diare, mengobati eksim dan
koreng. Minyak atsiri daun selasih ungu (Ocimum sanctum Linn) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli .Sehingga berfungsi sebagai antibiotika.
(2). Penghasil Pestisida Nabati
Selasih berfungsi sebagai atraktan hama lalat buah atau pemikat hama lalat buah.
(3). Fungisida Bakterisida, Nematisida
Selasih merupakan fungisida untuk mengendalikan Pyricularia oryzae yang merupakan penyebab penyakit bercak dan busuk daun yang menyerang tanaman padi. Kandungan eugenol pada minyak atsiri daun selasih mampu menekan pertumbuhan nematoda tanaman lada.
(4). Penghasil Minyak Atsiri
Minyak atsiri selasih berbau harum yang dikenal dengan nama basil oil, minyak ini digunakan sebagai bahan pembuatan parfum, shampo, terapi aroma.
(5). Sayuran dan Minuman Penyegar
Daun selasih digunakan sebagai sayuran atau lalapan untuk menambah nafsu makan (appetizer). Selain daunnya, biji selasih juga sering dimanfaatkan sebagai bahan minuman penyegar. Biji selasih dapat menurunkan kolesterol, penambah daya ingat dan tonik.

Selayang Pandang Nilam….
Indonesia adalah negara penghasil minyak nilam nomor satu dunia. Eksportir minyak nilam Indonesia memasok 70% kebutuhan minyak nilam di dunia. Minyak nilam adalah salah satu bahan baku untuk parfum, kosmetik, dan sabun.
Soal harga, banderol minyak nilam sungguh menggiurkan. Saat ini, satu kilogram minyak nilam di tingkat petani mencapai Rp 400.000,- per kilogram. Bahkan, salah satu jenis minyak atsiri ini pernah menyentuh Rp 1,2 juta per kilogram dipasar local.
Antoni Banderasz, pengurus Koperasi (UD). AGRONILAM JABAR yang membudidayakan nilam di Kab. Garut Selatan Jawa Barat menuturkan bahwa tanaman bernama latin Pogostemon Cablin Benth ini memang tengah menjadi primadona di sektor agribisnis. Pasalnya, industri kosmetik, parfum, dan sabun di luar negeri sangat tergantung pada suplai minyak nilam Indonesia.
Sudah begitu, permintaan minyak nilam terus melesat, sementara pasokan masih sangat minim. Alhasil, petani nilam pun makin bergairah menanam nilam. "Kami sendiri menjual minyak nilam kepada para eksportir yang ada di Cianjur, Bogor, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur" kata Antoni.
Saat ini, Koperasi (UD). AGRONILAM JABAR menjual 200 kilogram sampai dengan 300 kilogram minyak nilam kepada eksportir seharga Rp 450.000,- s/d Rp 500.000,- per kilogram. Artinya, omzet koperasi Rp 120 juta per bulan. Sedangkan setiap eksportir biasanya mampu mengekspor 10 ton -50 ton minyak nilam. Pendapatan itu belum termasuk hasil penjualan bibit nilam. Koperasi yang menjalankan pola inti plasma bersama petani nilam itu, menjual bibit nilam Rp.500,- per polibag. "Pada satu musim tanam, kami bisa menghasilkan 50.000 bibit. Padahal, permintaan bibit mencapai 100.000 polibag," ujar Antoni.
Budidaya nilam masih terganjal sulitnya mendapatkan varietas nilam unggulan, seperti bibit Sidikalang, Tapak Tuan, dan Balittro. Saat ini masih banyak petani yang membudidayakan nilam seadanya. Sehingga, daun nilam pun kurang bagus. "Hasil minyak nilam pun biasanya kurang bagus, sehingga tidak memenuhi standar ekspor minimal PA>30%," kata Antoni.
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya nilam. Pertama, nilam hanya cocok ditanam di ketinggiannya 0-1.500 meter di atas permukaan laut. Kedua, suhu udara harus berkisar antara 24-28 derajat celcius. Ketiga, curah hujan berkisar 2.500-3.000 mm per tahun. "Agar mengandung kadar minyak yang tinggi, petani harus rajin memupuk nilam dengan pupuk organik," imbuh Antoni.
Selain keterbatasan pasokan bibit nilam yang bagus, koperasi yang dibentuk Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu belum memiliki mesin penyulingan minyak yang efisien dan modern. Padahal, dengan mesin penyulingan yang lebih efisien, jumlah produksi minyak nilam bakal lebih banyak. "Saat ini, kami masih mencari teknologi penyulingan yang paling efisien," kata Antoni.
Belum lagi masalah selisih harga jual dari petani nilam dibandingkan harga jual eksportir yang masih terlalu jauh. Menurutnya, harga jual minyak nilam di pasar internasional saat ini sekitar Rp 1,5 juta per kilogram. Jelas jauh di atas harga jual nilam di tingkat petani yang cuma Rp 500.000 per kg. "Pemerintah harus menetapkan harga patokan agar petani tidak dirugikan," tandas Antoni.
Eksportir minyak yanga ada di Jawa Barat, menilai bahwa rendahnya harga minyak nilam di petani terjadi lantaran kualitas minyak nilam masih di bawah standar ekspor. "Misalnya, kadar atsiri masih kurang dari PA<30%. Bahkan ada juga minyak nilam yang sudah tercampur dengan zat lain," katanya….